Minggu, 19 April 2015

MAKALAH Metode Penelitian Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengetahuan berawal dari kekaguman manusia akan alam yang disaksikannya melalui panca indera. Oleh sebab kekaguman itu, maka manusia pada tahap selanjutnya mulai bertanya-tanya, timbul dalam dirinya sebuah rasa keingintahuan yang sangat kuat untuk mendapatkan penjelasan tentang semua yang diinderanya tadi, yaitu sesuatu yang mengagumkan dari alam raya ini.
Pada perkembangannya, untuk memenuhi dan memuaskan rasa ingin tahunya itu manusia mulai melakukan beberapa upaya, mulai dari yang paling sederhana yang biasa disebut dengan cara mendapatkan pengetahuan secara tradisional, sampai ke yang paling kompleks yang biasa disebut dengan mendapatkan pengetahuan secara modern.
Dewasa ini upaya untuk mendapatkan pengetahuan sudah sampai pada cara yang modern, yang biasa indentik dengan pendekatan ilmiah. Di dalamnya sudah diatur tahap-tahap serta aturan-aturan sistematis untuk sampai pada pengetahuan yang tepat dan benar.
Namun, sebelum itu semua, sebelum memasuki tahap-tahap dan aturan-aturan itu, alangkah lebih baiknya untuk mengetahui konsep dasarnya terlebih dahulu. Karena untuk mendapatkan pengetahuan itu perlu penelitian, maka konsep dasarnya juga disebut dengan konsep dasar penelitian. Dan di dalam pembahasan kali ini, akan dibahas secara jelas dan singkat tentang hal tersebut.
Satu lagi, karena dalam hal ini lebih fokus pada bidang pendidikan, maka secara otomatis akan dikaitkan dengan pendidikan itu sendiri.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu metode penelitian?
2.      Apa tujuan, fungsi dan pentingnya penelitian?
3.      Apa saja karakteristik penelitian pendidikan?
4.      Apa saja jenis-jenis penelitian?
5.      Apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif?
6.      Apa perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif?

C.    Tujuan
1.      Memahami pengertian metode penelitian.
2.      Mengetahui tujuan, fungsi dan pentingnya penelitian.
3.      Mengetahui karakteristik penelitian pendidikan.
4.      Memahami jenis-jenis penelitian.
5.      Memahami penelitian kuantitatif dan kualitatif.
6.      Memahami perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal. Empiris yaitu cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia. Sistematisi artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. (Sugiyono: 2010, 1)
Metode penelitian pendidikan dapat pula diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

B.     Tujuan, Fungsi, dan Pentingnya Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan, fungsi dan kepentingan di dalamnya. Seperti yang sudah dipaparkan oleh Zainal Arifin bahwa tujuan, fungsi dan pentingnya penelitian, khususnya penelitian pendidikan adalah sebagai berikut: (Zainail Arifin: 2012, 5-8)
1.      Tujuan
Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan terperinci dalam bentuk pernyataan serta menunjukkan adanya suatu hal yang harus dicapai setelah penelitian tersebut selesai dilaksanakan.
Tujuan umum penelitian pendidikan adalah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep, prinsip, dan generalisasi tentang pendidikan, baik berupa teori maupun praktik. Secara umum, tujuan penelitian dapat dibagi dua, yaitu:
a.       Tujuan eksploratif, yaitu untuk menemukan teori-teori atau masalah-masalah baru dalam bidang pendidikan.
b.      Tujuan pengembangan, yaitu untuk mengembangkan ilmu (pendidikan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pendidikan yang telah ada.
c.       Tujuan verifikasi, yaitu untuk menguji kebenaran dari suatu ilmu (pendidikan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau ilmu pendidikan tertentu.
2.      Fungsi
Dalam penelitian dikenal beberapa fungsi, antara lain adalah sebagai berikut:
a.       Fungsi pemecahan masalah (problem solving)
Fungsi ini adalah fungsi untuk memecahkan masalah praktis dalam bidang pendidikan secara jelas dan cermat, sehingga menghasilkan masukan langsung dalam menentukan suatu kebijakan.
b.      Fungsi pendeskripsian (description)
Adalah fungsi untuk mendeskripsikan sifat-sifat atau karakteristik fenomena yang dibuat oleh manusia. Dalam pelaksanaannya, fungsi ini sangat bergantung pada instrument pengukuran yang digunakan.
c.       Fungsi pengembangan (development)
Merupakan fungsi untuk mengeksplorasi dan merumuskan suatu aturan, hukum, dalil, model mengenai hubungan antara kondisi yang satu dengan kondisi yang lainnya atau hubungan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya, sehingga dapat menghasilkan teori baru.
d.      Fungsi peramalan (prediction)
Adalah fungsi meramal dan memproyeksi suatu fenomena yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan kondisi yang ada sekarang dan/atau sebelumnya.
e.       Fungsi perbaikan (improvement)
Adalah fungsi untuk memperbaiki program, kurikulum, pembelajaran dan aspek-aspek pendidikan lainnya guna meningkatkan mutu kompetensi peserta didik.
f.       Fungsi penjelasan (explanation)
Adalah fungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, menegaskan suatu kondisi yang melandasi suatu fenomena. Fungsi ini sangat penting, karena mencakup tiga fungsi sebelumnya, yaitu mendeskripsikan, meramalkan, dan perbaikan suatu fenomena dengan tingkat kepastian dan akurasi yang tinggi.
3.      Pentingnya penelitian
Ada beberapa alasan mengapa penelitian pendidikan dianggap penting, yaitu:
a.       Pendidik akhirnya dapat memahami dan menganalisa masalah-masalah pendidikan secara kontinu dan dapat membuat keputusan secara professional.
b.      Kelompok pembuat kebijakan di luar lembaga pendidikan, seperti lembaga legislative telah mengamanatkan perangkat perundang-undangan untuk melakukan perubahan sistem pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c.       Ulasan tentang hasil penelitian pendidikan tentu akan banyak memberikan manfaat bagi pengembangan pendidikan di masa depan.

C.    Karakteristik Penelitian Pendidikan
McMillan dan Schumacher (2001) mengemukakan karakteristik penelitian pendidikan adalah “objektivitas, ketepatan, verifikasi, penjelasan, empiric, logis, dan kondisional”. (Zainail Arifin: 2010, 3-4)
1.      Objektivitas. Secara sederhana objektivitas dapat berarti tidak bias, berpikir terbuka, dan tidak subjektif. Objektivitas penelitian menunjukkan kepada dua hal pokok, yaitu objektivitas prosedur penelitian dan sifat objektivitas penelitian. Objektivitas prosedur penelitian mengacu pada langkang pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi. Artinya, pada ketiga langkah ini, penelitian harus menunjukkan sikap yang objektif. Objektivitas juga merujuk kepada mutu data yang dihasilkan.
2.      Ketepatan. Ketepatan di sini maksudnya adalah ketepatan bahasa yang digunakan dalam penelitian. Bahasa penelitian bukan bermaksud untuk membinggungkan pembaca, tetapi memberikan arti dan makna. Validasi dan reliabilitas dalam pengukuran, desain penelitian, sampel acak, dan signifikasi statistik merupakan istilah-istilah teknis dalam pendekatan penelitian kuantitatif. Begitu juga komparasi konstan dan reflekdits merujuk pada pendekatan penelitian kualitatif. Ketepatan bahasa menunjukkan studi dilakukan secara akurat, sehingga hasilnya dapat direfleksi atau dikembangkan lebih lanjut dan digunakan secara benar.
3.      Verifikasi. Hasil-hasil penelitian pendidikan dapat diverifikasi atau direvisi untuk penelitian selanjutnya. Verifikasi dapat dilakukan dengan cara yan berbeda bergantung pada kegunaan studinya. Jika suatu penelitian menguji teori, kemudian menguji kelompok atau kondisi lainnya, maka dapat dilakukan verifikasi terhadap teori atau merevisi teori.
4.      Penjelasan singkat. Penelitian pendidikan mencoba menjelaskan hubungan antar fenomena. Tujuannya untuk mengurangi kenyataan yang terlalu rumit menjadi pnjelasan-penjelasan singkat dan sederhana. Teori merupakan suatu penjelasan yang memperkirakan dan dapat diuji untuk pembuktian, bahkan dapat diselidiki lebih lanjut.
5.      Empirikisme. Penelitian pendidikan ditandai oleh adanya sikap dan pendekatan empirik. Empirik mengandung arti dilakukan dan dibuktikan melalui pengalaman dilapangan, ukan dengan cara rekayasa.
6.      Penjelasan logis. Semua jenis penelitian pendidikan memerlukan penjelasan dan penalaran logis, yaitu berpikir dengan menggunakan aturan logis., baik secara deduktif maupun induktif.
7.      Simpulan kondisional. Sering terjadi miskonsepsi dalam penelitian pendidikan, dimana simpulan dijadikan ukuran kebenaran mutlak. Padahal simpulan itu sifatnya kondisional mungkin benar mungkin kursng atau tidak benar.

D.    Jenis-jenis Penelitian
Hasil penelitian dapat membantu pendidik dalam membuat perencanaan baru, memperbaiki praktik pendidikan, dan menilai pembelajaran.Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menjadi lima bagian. (Sugiyono: 2010, 7)
JENIS-JENIS PENELITIAN
TINGKAT EKSPLANASI
TUJUAN
*Deskriptif
*Komparatif
*Asosiatif
*Akademis
*Profesional
*Institusional
*Cross Sectional
*Longitudinal
*Murni
*Terapan
*Survey
*Expstfacto
*Eksperimen
*Naturalistik
*Policy Reserch
*Action Reserch
*Evaluasi Sejarah
WAKTU
METODE
BIDANG
 










                                                                                                                   


1.      Bidang penelitian
a.       Penelitian akademik
Penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis, disertasi.
b.      Penelitian professional
Penelitian yang dilakukan oleh orang yang berprofesi sebagai peneliti. Tujuannya adalah mendapatkan pengetahuan baru.
c.       Penelitian institusional
Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan lembaga.
2.      Tujuan
Jujun S. Suriasumantri, sebagaimana dikutip oleh Sugiyono, menyatakan bahwa penelitian murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang belum pernah diketahui. Sedangkan untuk penelitian terapan adalah bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
3.      Metode
a.       Survey
Digunakan untuk mendapatkan data dari tempat yang alamiah (bukan buatan). Peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, semisal menyebarkan kuesioner.
b.      Naturalistik
Digunakan untuk meneliti pada tempat alamiah, dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emik, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber data, bukan pandangan peneliti.
c.       Eksperimen
Digunakan untuk mencari pengaruh treatment tertentu. Misalnya pengaruh kelas ber AC terhadap efektivitas pembelajaran.

E.     Pengertian Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Metode penelitian  kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, terukur, dan dilakukan pada sampel atau opulasi tertentu.
Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasilnya lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Filsafat postpositivisme sering disebut sebagai paradigma interpretatif dan konstruktif, yang mengandung realitas sosial sebagai suatu yang holistik/utuh, kompleks, ninamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat interaktif. (Sugiyono: 2010, 14-15)

F.     Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
1.      Perbedaan Aksioma (Pandangan Dasar)
Aksioma
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
Sifat realitas
Dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur.
Ganda, holistik, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman.
Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Independen, supaya terbangun obyektivitas.
Interaktif dengan sumber data supaya memperoleh makna.
Hubungan variabel
Sebab-akibat (kausal)
Timbal balik/interaktif
Kemungkinan generalisasi
Cenderung membuat generalisasi
Transferability (hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)
Peranan nilai
Cenderung bebas nilai
Terikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data

2.      Karakteristik Penelitian
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) adalah :
a.       Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci
b.      Lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak  menekankan pada angka.
c.       Lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.
d.      Menekankan analisis data secara induktif
e.       Lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
Erickson dalam Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :
a.       Dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan
b.      Mencatat secara hati-hati apa yang terjadi
c.       Melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokomen yang ditemukan di lapangan
d.      Membuat laporan penelitian secara mendetail.
3.      Proses Penelitian
a.       Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif harus bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Masalah harus digali melalui fakta-fakta empiris. Peneliti harus menguasai teori dengan membaca berbagai referensi. Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Untuk menjawab rumusan masalah yang bersifat sementara, peneliti bisa menghubungkan antara teori dan penelitian (yang relevan) yang belum ada pembuktiannya secara empiris, hal itu disebut dengan hipotesis (kesimpulan sementara).
Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti dapat memilih strategi/pendekatan penelitian yang sesuai. Setelah itu, peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data melalui kuisioner/angket. Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik yang berbentuk populasi maupun sampel.
Setelah data terkumpul, maka dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
Kesimpulan merupakan langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah.
b.      Proses Penelitian Kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan, seperti orang mau piknik, sehinnga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi belum tahu pasti apa yang ada di tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki obyek, dengan cara membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berpikir dan melihat obyek dan aktifitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan sebagainya.
Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif dapat dirumuskan sebagai berikut :
1)      Tahap orientasi, pada tahap ini peneliti mendeskripsiskan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan.
2)      Tahap reduksi/fokus, peneliti mereduksi data yang ditemukan untuk memfokuskan pada masalah tertentu.
3)      Tahap selection, peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Dengan cara mencari informasi melaui wawancara dengan orang-orang yang dijumpai di tempat penelitian. Setelah peneliti melakukan analisis terhadap informasi/data yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi suatu bangunan pengtahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.
4)      Peneliti menganalisis jawaban yang diberikan , jika dirasa benar maka dibuatlah kesimpulan.
5)      Kembali kepada kesimpulan yang telah dibuat. Apakah kesimpulan itu kredibel atau tidak. Untuk memastikan hal itu, maka peneliti masuk lapangan lagi, mengulang pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi tujuan sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi maka pengumpulan data dinyatakan selesai.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional, empiris dan sistematis.
Setiap penelitian yang dilakukan pasti mempunyai tujuan, fungsi dan kepentingan di dalamnya. Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan terperinci dalam bentuk pernyataan serta menunjukkan adanya suatu hal yang harus dicapai setelah penelitian tersebut selesai dilaksanakan. Untuk fungsinya, ada fungsi pemecahan masalah (problem solving), fungsi pendeskripsian (description), fungsi pengembangan (development), fungsi peramalan (prediction), fungsi perbaikan (improvement), fungsi penjelasan (explanation).
McMillan dan Schumacher (2001) mengemukakan karakteristik penelitian pendidikan adalah “objektivitas, ketepatan, verifikasi, penjelasan, empiric, logis, dan kondisional”.
Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut (1) bidang yang berisi penelitian akademis, professional dan institusional. (2) Segi tujuan, di dalamnya terdapat penelitian murni dan terapan. (3) Segi metode, dibedakan menjadi; penelitian survey, eksperimen, naturalistic, dan lain-lain. (4) Segi eksplanasi, penelitian ini dibagi menjadi deskriptif, komparatif dan asosiatif. (5) Segi waktu dapat dibedakan menjadi penelitian cross sectional dan longitudinal.
Di dalam penelitian terdapat penelitian kuantitatif yang secara gampang dalam penjelasannya adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis. Selain kuantitatif, ada juga yang disebut dengan kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk menemukan hipotesis/teori baru.



DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012.


Zainal Arifin, Metode Penelitian, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar