BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengetahuan berawal dari kekaguman
manusia akan alam yang disaksikannya melalui panca indera. Oleh sebab kekaguman
itu, maka manusia pada tahap selanjutnya mulai bertanya-tanya, timbul dalam
dirinya sebuah rasa keingintahuan yang sangat kuat untuk mendapatkan penjelasan
tentang semua yang diinderanya tadi, yaitu sesuatu yang mengagumkan dari alam
raya ini.
Pada perkembangannya, untuk
memenuhi dan memuaskan rasa ingin tahunya itu manusia mulai melakukan beberapa
upaya, mulai dari yang paling sederhana yang biasa disebut dengan cara
mendapatkan pengetahuan secara tradisional, sampai ke yang paling kompleks yang
biasa disebut dengan mendapatkan pengetahuan secara modern.
Dewasa ini upaya untuk mendapatkan
pengetahuan sudah sampai pada cara yang modern, yang biasa indentik dengan
pendekatan ilmiah. Di dalamnya sudah diatur tahap-tahap serta aturan-aturan
sistematis untuk sampai pada pengetahuan yang tepat dan benar.
Namun, sebelum itu semua, sebelum
memasuki tahap-tahap dan aturan-aturan itu, alangkah lebih baiknya untuk
mengetahui konsep dasarnya terlebih dahulu. Karena untuk mendapatkan
pengetahuan itu perlu penelitian, maka konsep dasarnya juga disebut dengan
konsep dasar penelitian. Dan di dalam pembahasan kali ini, akan dibahas secara
jelas dan singkat tentang hal tersebut.
Satu lagi, karena dalam hal ini
lebih fokus pada bidang pendidikan, maka secara otomatis akan dikaitkan dengan
pendidikan itu sendiri.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu metode penelitian?
2.
Apa tujuan, fungsi dan pentingnya penelitian?
3.
Apa saja karakteristik penelitian pendidikan?
4.
Apa saja jenis-jenis penelitian?
5.
Apa yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif
dan kualitatif?
6.
Apa perbedaan penelitian kuantitatif dan
kualitatif?
C.
Tujuan
1.
Memahami pengertian metode penelitian.
2.
Mengetahui tujuan, fungsi dan pentingnya
penelitian.
3.
Mengetahui karakteristik penelitian pendidikan.
4.
Memahami jenis-jenis penelitian.
5.
Memahami penelitian kuantitatif dan kualitatif.
6.
Memahami perbedaan penelitian kuantitatif dan
kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional,
empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian
itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal. Empiris yaitu cara-cara
yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia. Sistematisi artinya
proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu
yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data
empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid.
(Sugiyono: 2010, 1)
Metode penelitian pendidikan dapat pula diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan
dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
B. Tujuan,
Fungsi, dan Pentingnya Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan
pasti mempunyai tujuan, fungsi dan kepentingan di dalamnya. Seperti yang sudah
dipaparkan oleh Zainal Arifin bahwa tujuan, fungsi dan pentingnya penelitian,
khususnya penelitian pendidikan adalah sebagai berikut: (Zainail Arifin: 2012,
5-8)
1.
Tujuan
Tujuan penelitian harus dirumuskan dengan jelas, tegas
dan terperinci dalam bentuk pernyataan serta menunjukkan adanya suatu hal yang
harus dicapai setelah penelitian tersebut selesai dilaksanakan.
Tujuan umum penelitian pendidikan adalah untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, konsep,
prinsip, dan generalisasi tentang pendidikan, baik berupa teori maupun praktik.
Secara umum, tujuan penelitian dapat dibagi dua, yaitu:
a.
Tujuan eksploratif, yaitu untuk menemukan
teori-teori atau masalah-masalah baru dalam bidang pendidikan.
b.
Tujuan pengembangan, yaitu untuk mengembangkan
ilmu (pendidikan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau
memperdalam ilmu pendidikan yang telah ada.
c.
Tujuan verifikasi, yaitu untuk menguji kebenaran
dari suatu ilmu (pendidikan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh
digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau ilmu
pendidikan tertentu.
2.
Fungsi
Dalam penelitian dikenal beberapa fungsi, antara lain
adalah sebagai berikut:
a.
Fungsi pemecahan masalah (problem solving)
Fungsi ini adalah fungsi untuk memecahkan masalah
praktis dalam bidang pendidikan secara jelas dan cermat, sehingga menghasilkan
masukan langsung dalam menentukan suatu kebijakan.
b.
Fungsi pendeskripsian (description)
Adalah fungsi untuk mendeskripsikan sifat-sifat atau
karakteristik fenomena yang dibuat oleh manusia. Dalam pelaksanaannya, fungsi
ini sangat bergantung pada instrument pengukuran yang digunakan.
c.
Fungsi pengembangan (development)
Merupakan fungsi untuk mengeksplorasi dan merumuskan
suatu aturan, hukum, dalil, model mengenai hubungan antara kondisi yang satu
dengan kondisi yang lainnya atau hubungan antara satu kejadian dengan kejadian
lainnya, sehingga dapat menghasilkan teori baru.
d.
Fungsi peramalan (prediction)
Adalah fungsi meramal dan memproyeksi suatu fenomena
yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan kondisi yang ada
sekarang dan/atau sebelumnya.
e.
Fungsi perbaikan (improvement)
Adalah fungsi untuk memperbaiki program, kurikulum,
pembelajaran dan aspek-aspek pendidikan lainnya guna meningkatkan mutu
kompetensi peserta didik.
f.
Fungsi penjelasan (explanation)
Adalah fungsi untuk menjelaskan, menggambarkan,
menegaskan suatu kondisi yang melandasi suatu fenomena. Fungsi ini sangat
penting, karena mencakup tiga fungsi sebelumnya, yaitu mendeskripsikan,
meramalkan, dan perbaikan suatu fenomena dengan tingkat kepastian dan akurasi
yang tinggi.
3.
Pentingnya penelitian
Ada beberapa alasan mengapa penelitian pendidikan
dianggap penting, yaitu:
a.
Pendidik akhirnya dapat memahami dan menganalisa
masalah-masalah pendidikan secara kontinu dan dapat membuat keputusan secara
professional.
b.
Kelompok pembuat kebijakan di luar lembaga pendidikan,
seperti lembaga legislative telah mengamanatkan perangkat perundang-undangan
untuk melakukan perubahan sistem pendidikan sebagai upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
c.
Ulasan tentang hasil penelitian pendidikan tentu
akan banyak memberikan manfaat bagi pengembangan pendidikan di masa depan.
C.
Karakteristik
Penelitian Pendidikan
McMillan
dan Schumacher (2001) mengemukakan karakteristik penelitian pendidikan adalah
“objektivitas, ketepatan, verifikasi, penjelasan, empiric, logis, dan kondisional”.
(Zainail Arifin: 2010, 3-4)
1. Objektivitas. Secara sederhana objektivitas
dapat berarti tidak bias, berpikir terbuka, dan tidak subjektif. Objektivitas
penelitian menunjukkan kepada dua hal pokok, yaitu objektivitas prosedur
penelitian dan sifat objektivitas penelitian. Objektivitas prosedur penelitian
mengacu pada langkang pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi.
Artinya, pada ketiga langkah ini, penelitian harus menunjukkan sikap yang
objektif. Objektivitas juga merujuk kepada mutu data yang dihasilkan.
2. Ketepatan. Ketepatan di sini maksudnya adalah
ketepatan bahasa yang digunakan dalam penelitian. Bahasa penelitian bukan
bermaksud untuk membinggungkan pembaca, tetapi memberikan arti dan makna.
Validasi dan reliabilitas dalam pengukuran, desain penelitian, sampel acak, dan
signifikasi statistik merupakan istilah-istilah teknis dalam pendekatan
penelitian kuantitatif. Begitu juga komparasi konstan dan reflekdits merujuk
pada pendekatan penelitian kualitatif. Ketepatan bahasa menunjukkan studi dilakukan
secara akurat, sehingga hasilnya dapat direfleksi atau dikembangkan lebih
lanjut dan digunakan secara benar.
3. Verifikasi. Hasil-hasil penelitian pendidikan
dapat diverifikasi atau direvisi untuk penelitian selanjutnya. Verifikasi dapat
dilakukan dengan cara yan berbeda bergantung pada kegunaan studinya. Jika suatu
penelitian menguji teori, kemudian menguji kelompok atau kondisi lainnya, maka
dapat dilakukan verifikasi terhadap teori atau merevisi teori.
4. Penjelasan singkat. Penelitian pendidikan
mencoba menjelaskan hubungan antar fenomena. Tujuannya untuk mengurangi
kenyataan yang terlalu rumit menjadi pnjelasan-penjelasan singkat dan
sederhana. Teori merupakan suatu penjelasan yang memperkirakan dan dapat diuji
untuk pembuktian, bahkan dapat diselidiki lebih lanjut.
5. Empirikisme. Penelitian pendidikan ditandai
oleh adanya sikap dan pendekatan empirik. Empirik mengandung arti dilakukan dan
dibuktikan melalui pengalaman dilapangan, ukan dengan cara rekayasa.
6. Penjelasan logis. Semua jenis penelitian
pendidikan memerlukan penjelasan dan penalaran logis, yaitu berpikir dengan
menggunakan aturan logis., baik secara deduktif maupun induktif.
7. Simpulan kondisional. Sering terjadi miskonsepsi
dalam penelitian pendidikan, dimana simpulan dijadikan ukuran kebenaran mutlak.
Padahal simpulan itu sifatnya kondisional mungkin benar mungkin kursng atau
tidak benar.
D. Jenis-jenis Penelitian
Hasil penelitian dapat membantu pendidik dalam membuat perencanaan
baru, memperbaiki praktik pendidikan, dan menilai pembelajaran.Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menjadi
lima bagian. (Sugiyono: 2010, 7)
JENIS-JENIS
PENELITIAN
|
TINGKAT EKSPLANASI
|
TUJUAN
|
*Deskriptif
*Komparatif
*Asosiatif
|
*Akademis
*Profesional
*Institusional
|
*Cross Sectional
*Longitudinal
|
*Murni
*Terapan
|
*Survey
*Expstfacto
*Eksperimen
*Naturalistik
*Policy Reserch
*Action Reserch
*Evaluasi Sejarah
|
WAKTU
|
METODE
|
BIDANG
|
1.
Bidang penelitian
a.
Penelitian akademik
Penelitian yang dilakukan oleh para
mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis, disertasi.
b.
Penelitian professional
Penelitian yang dilakukan oleh
orang yang berprofesi sebagai peneliti. Tujuannya adalah mendapatkan
pengetahuan baru.
c.
Penelitian institusional
Penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan lembaga.
2.
Tujuan
Jujun S. Suriasumantri, sebagaimana dikutip oleh Sugiyono, menyatakan
bahwa penelitian murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan
baru yang belum pernah diketahui. Sedangkan untuk penelitian terapan adalah
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis.
3.
Metode
a.
Survey
Digunakan untuk mendapatkan data
dari tempat yang alamiah (bukan buatan). Peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, semisal menyebarkan kuesioner.
b.
Naturalistik
Digunakan untuk meneliti pada
tempat alamiah, dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena peneliti dalam
mengumpulkan data bersifat emik, yaitu berdasarkan pandangan dari sumber
data, bukan pandangan peneliti.
c.
Eksperimen
Digunakan untuk mencari pengaruh treatment
tertentu. Misalnya pengaruh kelas ber AC terhadap efektivitas pembelajaran.
E.
Pengertian Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, terukur, dan dilakukan pada sampel
atau opulasi tertentu.
Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbal,
teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasilnya lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Filsafat postpositivisme sering disebut sebagai paradigma interpretatif dan
konstruktif, yang mengandung realitas sosial sebagai suatu yang holistik/utuh,
kompleks, ninamis, penuh makna dan hubungan gejala bersifat interaktif.
(Sugiyono: 2010, 14-15)
F. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif
1. Perbedaan Aksioma (Pandangan Dasar)
Aksioma
|
Metode Kuantitatif
|
Metode Kualitatif
|
Sifat realitas
|
Dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati,
terukur.
|
Ganda, holistik, dinamis, hasil konstruksi dan
pemahaman.
|
Hubungan peneliti dengan yang diteliti
|
Independen, supaya terbangun obyektivitas.
|
Interaktif dengan sumber data supaya memperoleh
makna.
|
Hubungan variabel
|
Sebab-akibat (kausal)
|
Timbal balik/interaktif
|
Kemungkinan generalisasi
|
Cenderung membuat generalisasi
|
Transferability (hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)
|
Peranan nilai
|
Cenderung bebas nilai
|
Terikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan
sumber data
|
2. Karakteristik Penelitian
Karakteristik
penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982) adalah :
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti
adalah instrumen kunci
b. Lebih bersifat deskriptif. Data yang
terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
c. Lebih menekankan pada proses daripada
produk atau outcome.
d. Menekankan analisis data secara induktif
e. Lebih menekankan makna (data dibalik yang
teramati)
Erickson
dalam Susan Stainback (2003) menyatakan bahwa ciri-ciri penelitian kualitatif
adalah sebagai berikut :
a. Dilakukan secara intensif, peneliti ikut
berpartisipasi lama di lapangan
b. Mencatat secara hati-hati apa yang terjadi
c. Melakukan analisis reflektif terhadap
berbagai dokomen yang ditemukan di lapangan
d. Membuat laporan penelitian secara
mendetail.
3. Proses Penelitian
a. Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif harus bertolak dari studi
pendahuluan dari obyek yang diteliti untuk mendapatkan yang betul-betul
masalah. Masalah harus digali melalui fakta-fakta empiris. Peneliti harus
menguasai teori dengan membaca berbagai referensi. Selanjutnya masalah tersebut
dirumuskan secara spesifik, umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Untuk
menjawab rumusan masalah yang bersifat sementara, peneliti bisa menghubungkan
antara teori dan penelitian (yang relevan) yang belum ada pembuktiannya secara
empiris, hal itu disebut dengan hipotesis (kesimpulan sementara).
Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti dapat
memilih strategi/pendekatan penelitian yang sesuai. Setelah itu, peneliti dapat
menyusun instrumen penelitian. Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data
melalui kuisioner/angket. Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik
yang berbentuk populasi maupun sampel.
Setelah data terkumpul, maka dianalisis untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik
statistik tertentu.
Kesimpulan merupakan langkah terakhir dari suatu
periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah.
b.
Proses
Penelitian Kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan, seperti orang mau
piknik, sehinnga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi belum tahu pasti
apa yang ada di tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki obyek, dengan cara
membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berpikir dan melihat obyek
dan aktifitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan wawancara dan
sebagainya.
Tahap-tahap dalam penelitian kualitatif dapat dirumuskan sebagai berikut :
1)
Tahap
orientasi, pada tahap ini peneliti mendeskripsiskan apa yang dilihat, didengar,
dirasakan dan ditanyakan.
2)
Tahap
reduksi/fokus, peneliti mereduksi data yang ditemukan untuk memfokuskan pada
masalah tertentu.
3)
Tahap
selection, peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi
lebih rinci. Dengan cara mencari informasi melaui wawancara dengan orang-orang
yang dijumpai di tempat penelitian. Setelah peneliti melakukan analisis
terhadap informasi/data yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema
dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi suatu bangunan
pengtahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.
4)
Peneliti
menganalisis jawaban yang diberikan , jika dirasa benar maka dibuatlah
kesimpulan.
5) Kembali kepada kesimpulan yang telah dibuat.
Apakah kesimpulan itu kredibel atau tidak. Untuk memastikan hal itu, maka
peneliti masuk lapangan lagi, mengulang pertanyaan dengan cara dan sumber yang
berbeda, tetapi tujuan sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki
kredibilitas yang tinggi maka pengumpulan data dinyatakan selesai.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu, rasional,
empiris dan sistematis.
Setiap penelitian yang dilakukan
pasti mempunyai tujuan, fungsi dan kepentingan di dalamnya. Tujuan penelitian
harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan terperinci dalam bentuk pernyataan
serta menunjukkan adanya suatu hal yang harus dicapai setelah penelitian
tersebut selesai dilaksanakan. Untuk fungsinya, ada fungsi pemecahan masalah (problem
solving), fungsi pendeskripsian (description), fungsi pengembangan (development),
fungsi peramalan (prediction), fungsi perbaikan (improvement),
fungsi penjelasan (explanation).
McMillan
dan Schumacher (2001) mengemukakan karakteristik penelitian pendidikan adalah
“objektivitas, ketepatan, verifikasi, penjelasan, empiric, logis, dan
kondisional”.
Jenis-jenis
penelitian dapat dikelompokkan menurut (1) bidang yang berisi penelitian akademis,
professional dan institusional. (2) Segi tujuan, di dalamnya terdapat
penelitian murni dan terapan. (3) Segi metode, dibedakan menjadi; penelitian
survey, eksperimen, naturalistic, dan lain-lain. (4) Segi eksplanasi,
penelitian ini dibagi menjadi deskriptif, komparatif dan asosiatif. (5) Segi
waktu dapat dibedakan menjadi penelitian cross sectional dan longitudinal.
Di dalam penelitian terdapat penelitian
kuantitatif yang secara gampang dalam penjelasannya adalah penelitian yang
digunakan untuk menguji hipotesis. Selain kuantitatif, ada juga yang disebut
dengan kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk menemukan
hipotesis/teori baru.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012.
Zainal Arifin, Metode Penelitian, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar